Diculik ke Kedai Kopi Ternikmat Sedunia, Ghitari Coffee Plantation!

Githari Coffee Plantation



Jadi selama liburan gue di Toraja, gue sempat diculik. Nggak... nggak... yang nyulik bukan om-om berkumis menyeramkan dengan jaket kulit kotor pake mobil hartop ya... justru gue diculik oleh dua cewek pewaris tanah berhektar-hektar di Toraja (ini hanya fiktif belaka, bila ada kesamaan cerita mohon diaminkan saja ya). 

Jadi cerita penculikannya gini:

Galau dengan jadwal libur yang sedikit, gue memutuskan untuk mengisi liburan dengan perawatan gigi for the first time in forever kayak lagunya si itu. Seumur-umur gue nggak pernah ke dokter gigi, tapi pernah jadi kelinci percobaan sepupu gue yang waktu itu kuliah kedokteran gigi dan sedang mencari korban. Anyway, setelah menghitung uang receh yang ada di dompet, jadilah gue memutuskan untuk cabut gigi di salah satu klinik milik mamanya si tersangka penculikan. Setelah menjalani serangkaian 'siksaan' yang membuat gue akhirnya trauma ke dokter gigi, dua tersangka ini malah mengambil kesempatan. Gue pun diculik alias ditarik paksa buat mengunjungi tempat-tempat wisata terdekat. Ya kali gue seneng, yang ada bad mood gegara gigi nyilu!

Niatan awalnya adalah mengunjungi tempat wisata bernama kolam assa, tapi sialnya harapan untuk melihat air kolam yang konon memiliki 3 warna itu sirna seketika. KOLAMNYA KERING, PAK!! sial...sial...mungkin kedua penculik ini membawa peruntungan buruk. 

Setelah menggalau sekitar 5 menit, akhirnya salah satu dari mereka mencetuskan ide yang awalnya menurut gue sangat buang-buang waktu: Liat kebun kopi, men! Gila aja kali. Bertahun-tahun tinggal di Toraja, pohon kopi tumbuh bebas di samping rumah cuy, dan sekarang nyari tempat wisata yang keren eh malah 'Liat Kebun Kopi'???? Oke, masih gue liatin... gue masih sabar karena emang gue aslinya baik! Dengan penuh kesopanan gue bertanya dalam bahasa Toraja"Ladipatumbara tu kebun kopi?" yang artinya "Sianying ngapain liat kebun kopi???". 

"Disana bisa lihat mesin pembuat kopi dan kereta-kereta jaman penjajahan" celetuk Dian, adek gue yang saat itu bertugas sebagai tukang ojek dan tour guide tidak profesional. Dari informasi singkat ini, gue mulai penasaran, bukan dengan mesin pembuat kopinya tapi dengan kereta jaman penjajahan yang kalau dipikir-pikir kayaknya mustahil. 

Setelah perdebatan singkat mengenai 'apa yang bisa dilihat' dan rute esktrim yang akan dilewati, kami pun berangkat tidak dengan sebuah lagu tapi beberapa minuman okky jelly drink penunda lapar. 

Rute yang dilalui nggak bisa dibilang mudah, nggak juga dibilang ekstrim. Tapi karena kesananya naik motor butut, ya jelaslah jantung gue rada nggak tenang dengan tanjakan ekstrim banyak belokan tanpa rambu lalu lintas. Si Dian sempat bilang, "disini motor nggak bisa napas", lah emang motor sejak kapan bisa napas? Pesan moralnya gini : sekali memulai mendaki, pantang berhenti ditengah jalan, bisa celaka!

Setelah kurang lebih 45 menit di perjalanan, sampailah kami di tempat yang dituju. Well, jangan kalian pikir turun dari motor langsung dapat pondokannya trus selfie cantik, Hah! Ngimpi. Ada aturan untuk parkir motor di tempat 'khusus': Parkir motornya di kuburan, cuk! karena dalam perjalanan udah niatan banget nggak banyak omong, gue nggak komplain. Talk less, enjoying more! kurang lebihnya kayak gitu. Dari parkiran 'khusus' tadi, kami masih harus berjalan kaki sekitar 15 meter, ya biasa aja sih. Yang nggak biasa adalah toilet yang 'aneh'nya keren bangettt.

Diculik ke Kedai Kopi Ternikmat Sedunia, Ghitari Coffee Plantation!
Toiletnya ada di sebelah kiri, fotonya nggak sengaja terhapus jadi posting yang ini aja hehehe..

Puas berfoto di toilet ala cewek-cewek manja, sampailah kami di 'kebun kopi' Githari Coffee Plantation, salah satu perkebunan kopi Arabica yang berlokasi di Kaero, Sangalla', Kabupaten Tana Toraja. Lumayan jauh dari Rantepao dan Makale. Gue pengen banget bilang ini adalah hidden paradise. Bagaimana tidak, dari orok gue tinggal di Toraja, baru pertama kali gue nemu tempat sekeren dan senyaman ini. Nggak seharusnya seheran ini yah, secara di kampung halaman sendiri. Tapi tidak, gue teteupp amazed dengan tempat ini. Thanks to duo maya(manis dan tidak kaya) yang menculik gue hari itu.


Ghitari Coffee Plantation

Diculik ke Kedai Kopi Ternikmat Sedunia, Ghitari Coffee Plantation!

Diculik ke Kedai Kopi Ternikmat Sedunia, Ghitari Coffee Plantation!


Awalnya gue pikir disini cuman ada pohon-pohon kopi, ya secara kan namanya kebun kopi, tapi tidak... gue salah besar! Hal yang bikin gue bengong adalah pondokan-pondokan lucunya yang bersih banget, nggak kayak tempat wisata lainnya yang udah kayak TPA. Wisatawan emang suka kurang ajar. Penganut aliran Give and Take. Mereka Take gambarnya, trus give sampahnya.

Lanjuttt.... Kekaguman gue nggak berhenti hanya pada cafe dengan konsep outdoornya, tapi dengan pemandangan luar biasa keren yang bisa kalian nikmati. Kebun kopi yang hijau (maaf ini saya bingung kebun kopinya dimana, masih kurang mengeksplor soalnya), pegunungan yang indah, langit mendung yang sendu dan tentu secangkir kopi hangat ditemani ubi goreng, sejenak pikiranku melayang ke kamu... iya kamu.. yang sore itu membuatku memandang senja dengan cara yang berbeda. eakkkkk!
Ghitari Coffee Plantation


Ghitari Coffee Plantation


Sejenak jiwa alay gue terbangun hanya dengan aroma secangkir kopi dengan rasa khas yang nikmat membuat gue lupa dengan sebuah kisah cinta bertepuk sebelah tangan...BWAHAHAHHA Gilak!! enakk bangettttttt kopinnyaaaaaaa.......pake bangettt bangettt bangettttt. Nggak tau deh, ini efek capek atau emang rasa kopi di Ghitari Coffee Plantation ini asli enak. Gue sampe menyesal nggak pesan satu poci! Niatnya sih pengen pesen lagi, tapi setelah mengkalkulasi lama pembuatan kopinya, hmmm nggak jadi! Maybe next time ya.

Di tempat ini, proses pembuatan kopinya emang lama. Gimana nggak lama, ternyata kopinya nggak pake kopi instant tapi dari biji kopi pilihan yang dipetik langsung dari pohonnya...hahahaha Ya gue nggak tau gimana nulisnya, tapi dari hasil observasi kami..ceileh..kayaknya nih kopi yang disuguhkan disana masih harus melalui proses diba'te dan dilambuk kalau kata orang Toraja, alias disangrai lalu dihaluskan, dan itu lamaa banget bisa sampe sejam! Masih bisa selfie 500 foto deh pokoknya.

Tapi yang paling paling gue suka adalah harga kopi dan makanan disini sangat sangat terjangkau kantong gembel kayak kami-kami ini. Secangkir kopi hitam dibandrol dengan harga Rp 13.000 SAJA!!! Murah meriah bangs*ttt!

If you know me, kalian pasti tau gimana cintanya gue sama kopi. Gue bakal dengan suka rela nyobain sekian banyak rasa kopi yang bisa gue dapetin. Laci meja kantor nggak mungkin sepi dari berbagai merk kopi instant dan ritual pagi favorit gue adalah ngopi sambil kepoin orang di instagram.  Oya, kemarin sempat terpesona dengan kopi Palu (i'll write about it later). Gue bukan cuma cinta tapi kecanduan, Kopi adalah obat migrane paling ampuh! Gue nggak bisa hidup tanpa kopi.  Gue sayang kopi! Coffee is my ecstasy! Titik! dan Githari Coffee Plantation ini adalah pilihan tepat buat kalian yang ingin menikmati kopi enak di tempat yang keren tentu dengan harga yang murah! Nggak cuma itu, kalian bisa sekalian wisata alam, menikmati senja, dan tentunya take selfie sampe kalian bosen liat muka sendiri!

Gimana, jadi pengen diculik juga kan? Gue pengen posting foto penculiknya, tapi nanti klean takut duluan WAHAHAHA ....Oya, hampir lupa Owner dari Ghitari ini baik bangett, mau mau aja dia ngobrol sama rakyat jelata seperti kami Wkwkkwkwk...Sehat terus ya,Pak, kemarin sempat lupa tanya kenapa pake nama 'Ghitari'. Semoga bisa kesana lagi, dan si bapak bisa ketemu orang yang ngaku-ngaku anak kuliahan, padahal..... ah sudahlah, tulisan ini jadi kepanjangan!

Githari Coffee Plantation, passwordnya kopi nikmat, nggak bikin kembung!
Nih, gue kasih bonus 2 foto plus foto kereta yang sempat bikin gue penasaran:



Ghitari Coffee Plantation
ada Githari Lounge juga loh!!
Ghitari Coffee Plantation

Ghitari Coffee Plantation
ini loh yang katanya kereta kencana Raja!!!

3 komentar:

Bucket List Part 1


Singkatnya gini, bucket list adalah daftar yang kita buat untuk dicapai dalam hidup, yah before you die! Nah, Kalau kalian punya waktu dan kuota, silahkan baca bucket list gue di bawah ini:

1. Bikin Passport

If you know me, kalian pasti sudah lelah dengerin gue yang suka ngelantur tentang ke luar negeri. Yah gimana mau ke luar negeri, passport aja belum punya! Gue harus bikin, HARUS! Sebenarnya gue bisa aja bikin ini, tapi apalah daya hamba yang dianugerahi kemalasan bergerak alias mager ini, belum lagi alasan demi alasan untuk menunda pengurusannya. Gue udah googling persyaratan bikin passport dan visa like 3 months ago waktu lagi panas-panasnya pengen ke Korea belum lagi tawaran kerja di Bangkok yang gue tolak mentah-mentah dan sampai sekarang masih gue sesali, dan sampai detik ini pun BELUM ADA PERGERAKAN SAMA SEKALI! Hmmm.. tarik nafas, hembuskan. Tahan emosimu dulu,Shaggy!

2. Beli Kamera 

Oke ini bakal gue wujudin dalam kurun waktu beberapa bulan lagi. Sabarlah wahai Hayati. Pas nulis ini, gue sedang berapi-apinya punya kamera. Bukan karena kemarin pas pulang kampung liat para sepupu yang masih kuliah udah punya DSLR ya, bukan... bukan sama sekali bukan! Tuhan ampuni hamba yang terlalu sirik sama orang yang bisa dapetin apa-apa hanya dengan minta ke orang tua. Ehm, tapi yah dikit sih. Pengen juga jalan-jalan sombong dengan mirrorless pink bergelantungan manja di leher ini.

Jadi gue mau cerita sedikit pengalaman pulang kampung kemarin yang sangat-sangat nggak asik dan jauh dari kata LIBURAN (Ya, emang niatnya bukan buat liburan sih) huff.. tarik nafas lagi. So, kemarin pas libur lebaran, kantor gue dengan sangat plin-plan memberikan jatah liburan yang sangat sangat menguras emosi yakni 3 hari SAJA!! CAN YOU BELIEVE THAT? I MEAN, SERIOUSLY BOSS??????

Nah, dengan sangat berat hati, jatah libur tidak manusiawi ini gue manfaatkan sebisa mungkin. Awalnya sih pengen ke luar kota, lebih tepatnya ke luar Sulawesi ala- ala backpacker. Udah survey tempat pulak, untungnya belum pesan tiket. Rencana gue yang itu harus ditunda dulu karena ternyata oh ternyata acara penguburan kakek gue bertepatan dengan hari libur lebaran, jadi mau tidak mau harus pulang kampung. I’m not really close to him, tho.. tapi teteup aja keluarga besar pasti banyak yang nyinyir kalau sampe gue nggak hadir (halah… sok penting beut gue) padahal mah sampai di sana juga gue nggak ngapa-ngapain. Gue nggak suka berada di keramaian, suka blank aja apalagi harus capek putar otak buat basa-basi dengan keluarga yang mungkin aja nggak kenal gue sama sekali. Ya bukan salah mereka juga sih, gue nya aja yang terlalu introvert buat bergaul sama orang lain. Dari sekian banyak sepupu gue yang datang, hanya ada satu atau dua orang aja yang beneran klik dan enak buat diajak ngobrol, itupun seadanya. Ah, abaikan saja tante dan om judes yang pastinya nggak mau repot buat sekedar basa-basi.

Beberapa hari sebelum pulang kampung, gue udah berencana buat beli salah satu kamera mirrorless berwarna pink. Kenapa harus pink? Ya biar mencolok aja kayak sepatu gue. Nah, kejadian ngezelinnya (harus pake Z) adalah gue nggak jadi beli kamera padahal UDAH NYARIS BANGET! Kzl gue sama mas-mas di toko kamera itu, kenapa nggak bilang dari awal kalau harus pake kartu kredit coba! Pengen dicash tapi duit nggak cukup :’(  Jangan tertipu tagline ‘CICILAN BUNGA 0%’!

Akhirnya dengan berat hati, gue harus pulang dengan tangan kosong. 'Nanti foto-fotonya pake hape aja' kata gue waktu itu menghibur diri sendiri. Sehari sebelum hari H penguburan, gue diculik oleh beberapa cewe rese yang udah siap dengan OOTD mereka buat foto-foto di beberapa destinasi wisata setempat. Ya namanya juga diculik, gue nggak prepare sama sekali dan menganggap jalan-jalan kami siang itu adalah omong kosong of the day sampai gue liat dan amazed dengan tempat yang kami kunjungi. Salah satu yang sempat kami kunjungi adalah Githari Coffee Plantation (I’ll write more about this later) dengan suguhan kopinya yang nikmat. 






Karena keterbatasan peralatan buat eksis, jadinya kami hanya puas dengan pengambilan gambar menggunakan hape. Jadilah gue diingatkan lagi dengan kamera pink yang NYARIS sekali lagi gue tekankan NYARIS GUE BELI tapi semesta berkata lain! and you know what, keesokan harinya gue liat salah satu dari sepupu gue ternyata udah punya kamera serupa. PERSIS! merk yang sama, warna sama pula, PINK!!  DAN GUE NGGAK MAU PUNYA BARANG YANG SAMA DENGAN TEMAN APALAGI SEPUPU GUE!!!! Gue teteup akan beli kamera mirrorless tapi dengan merk yang beda, walaupun nggak ada warna pinknya tapi harga jauh lebih murah :-/ Thanks to mas-mas dengan penjelasan sangat minim kemarin, yang dengan enggan meladeni segala pertanyaan gue yang akhirnya nggak beli juga, Aku sayang kamu, Mas!

3. Traveling ala Backpacker!

Kenapa gue lebih memilih traveling ala backpacker dan bukannya traveling cantik kayak cewe-cewe kece lainnya? Tak lain dan tak bukan ya karena masalah biaya. Iya, gue kere! 

Tapi gue nggak akan traveling dulu sebelum beli kamera. Iya.. ini cuma alasan, alasan untuk MENUNDA! Nggak, gue nggak menunda.. gue sekarang ini lagi sibuk traveling kok, traveling di Mall ngabisin duit dan tenaga! wkwkwkk...

Well, that's it! Bucket list part 1 gue yang biasa aja. Tenang... gue masih punya beberapa bucket list yang ekstrim tapi gue cicil dulu ya... ini baru part 1!


        

5 komentar:

Insta Story Tujuannya APA?

Image result for instagram
Pernah nggak sih kalian meluangkan waktu sebentar untuk memikirkan ini?

Bikin insta story itu tujuannya apa? 

Bukan rahasia lagi, media sosial sekarang bisa dimasukkan ke dalam salah satu list kebutuhan masyarakat. Walaupun hanya sekedar hiburan, tapi keberadaan media sosial sekarang ini menyita sebagian besar waktu kita, termasuk gue. Iya, gue emang salah satu dari sekian banyak pecandu media sosial terutama Instagram. 

Kalau ada lagu yang bunyinya kayak gini: 'bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi' kalau di gue ini liriknya diganti jadi 'bangun tidur kubuka instagram, tidak lupa cek instastory'. 

Ritual pagi gue sebelum ke kantor selain ngopi adalah ngecek instastory temen (nyinyirin dikit, terus geser, nyinyir lagi, screenshoot buat dikirim ke grupchat biar bisa dinyinyirin rame-rame, geser lagi, nyinyir lagi, gitu aja terus sampai Roy Kiyoshi kena karma), gue juga paling hobby cek siapa aja yang udah liat story yang udah gue posting kemarin. Bahkan parahnya gue bisa ngecek itu setiap beberapa menit sekali. I just don't know why. Instagram sekarang menjadi salah satu aktivitas termenyenangkan  yang tanpa gue sadari telah menduduki posisi kedua setelah buka youtube dalam keseharian gue. Walaupun nggak sampai jadi budak follower sih, tapi memang dulu, duluuu banget sempat menghabiskan seharian waktu di kantor untuk googling 'cara instant meningkatkan follower instagram'. Hehe... 

Speaking about youtube, kenapa gue nobatkan sebagai posisi pertama dalam list aktivitas termenyenangkan versi gue ya karena selain dapat hiburan, kita juga bisa mendapatkan pengetahuan baru, bisa denger musik, nonton mukbang atau food vloger sampai video dokumenter serius juga ada. Setidaknya nonton youtube tuh faedahnya banyak, lah liatin insta story orang faedahnya dimana (apalagi liatin video tiktokers)?

Saking kecanduannya gue dengan instagram, kadang suka KZL sendiri kalau wifi kantor lagi ngadat dan nggak bisa buka instastory orang apalagi bikin instastory sendiri. Padahal lagi lagi kalau dipikir sebenarnya itu faedahnya apa? Ngapain sih kita bikin instastory? apa aktivitas unfaedah kita segitu pentingnya sampai seluruh umat instagram harus tau? 

Ada beberapa story di instagram yang paling sering gue nyinyirin (padahal mah gue juga kadang update story nggak jelas) Contoh: 

  1. Pagi-pagi sebelum ke kantor cekrek dulu pasang di story dan kasih caption 'OTW' (tujuannya apaa??? dunia nggak harus tau lo lagi otw kantor atau lagi BAB di kamar mandi);
  2. Sampai di kantor kebetulan kantor masih sepi, story-in meja kerja yang sebenarnya berantakan tapi dirapihin dulu demi kebutuhan story di instagram (lagi-lagi faedahnya dimana, emang di meja kerja ada apa gitu sampai harus dipamerin?);
  3. Beberapa menit kemudian pasang playlist joox terus kasih gift-gift alay plus caption 'MOOD' (Whatt?)
  4. Selain ketiga jenis insta story tergaje seabad di atas, story yang paling gue benci adalah bentuk story yang dikasih latar hitam trus si pemilik story nulis kalimat orasi  super panjang atau apalah namanya untuk menggambarkan kemarahan dia tentang seseorang, atau sok-sok kasih nasehat baik padahal mah tujuannya buat nyindir, jatuhnya malah jadi tempat curhat dan cari musuh.


Gue nulis ini bukan karena nggak suka insta story. GUE SUKA, SUKA BANGET MALAH. Kadang suka kehabisan ide dalam membuat instastory, sampai-sampai corat coret tidak jelas plus quote-quote aneh dan receh menjadi pilihan terbaik, atau nyobain filter-filter lutzu dan foto-foto layar laptop biar dikirain kerja padahal mah online mulu. YANG PENTING BIKIN STORY AJA DULU, kata gue dalam hati. 

"Kalo emang nggak ada kegiatan yang bisa lo publish, kenapa harus bikin story sih ?

Gue suka memarahi diri sendiri, atau lebih tepatnya kepribadian gue yang satunya lagi (baca: yang alay, suka pamer, suka bikin instastory, suka nyinyirin orang, suka hal-hal unfaedah, sembrono dan tidak berpikir matang sebelum bertindak). Iya, gue emang seabsurd itu sampai-sampai gue berpikir ada dua jenis kepribadian dalam diri gue. Jadi kalau kalian liat gue update story alay nan absurd, percayalah.. itu bukan gue, itu kepribadian gue yang lain.

So, bikin insta story itu tujuannya apa? Tanya gue sambil ngestoryin tulisan unfaedah ini.

4 komentar: