WHAT BOOK TO READ



Hai everyone! welcome to my blog

Seperti yang bisa kalian ramalkan dari judulnya, sekarang gue bakal ngasih tau buku-buku apa aja yang bagus buat kalian baca. If you know me, gue yakin kalian bakal tau kalo di kosan gue nan kumuh ada banyak banget buku-buku hasil buruan dari bazar buku, promo buku murah Gramedia dan tentu saja beli sendiri. Khusus untuk beli sendirinya, FYI aja yah gue harus menabung selama sebulan supaya bisa membeli novel-novel favorit gue, contohnya Harry Potter hard case yang gue yakin kalian tahu harganya berapa. Walaupun untuk mengoleksi ketujuh serinya gue hanya bisa puas dengan 2 buku soft case, jadi nggak semua koleksi gue itu hardcase. Sad. Bahkan untuk Harry Potter and the half blood prince boleh dapat dari sumbangan seorang teman, dan Harry Potter and the deathly hollows juga dapat dari bazar buku Gramedia dengan harga yang murah meriah mencret. 

Gue yakin kalian juga pasti pernah merasa galau gulita ketika sedang ke toko buku dan ada banyak buku-buku dengan sinopsis yang tampak menjanjikan tapi keadaan dompet nggak mendukung dan akhirnya cuma bisa beli satu atau dua buku saja, so here some tips what book to buy and read!!

  • Bacalah buku sesuai mood

Well, apa cuman gue disini yang baca buku sesuai mood? Gue tahu ada banyak di antara pecinta buku yang menargetkan akan baca sejumlah buku dalam kurun waktu tertentu dan kemudian berakhir hanya menjadi target semata dan nggak dapat apa-apa. Misalnya, ada yang menargetkan untuk membaca 10 buku dalam sebulan. 10 buku ini menjadi target yang diburu deadline waktu, dan akhirnya kalian nggak akan bisa menikmati proses atau momen membaca buku tersebut. 

Baca buku itu nggak harus dipaksain. Membaca adalah proses kita untuk merasakan apa yang ditulis dalam buku, semisal membaca novel sad romance yang juga membuat kita sedih, atau love storynya yang juga membuat kita berbunga-bunga. You'll find a magic in a good book kata JK. Rowling, dan untuk bisa mendapatkan feel dari sebuah buku harus sesuai mood. Jangan paksakan untuk membaca buku bisnis kalau mood kalian lagi pengen-pengennya baca buku Kpop, atau jangan paksakan membaca novel misteri kalau sedang ingin membaca novel romance, because you can't get the feeling! 
  • Try something new!
Gue pernah kerja di toko buku sebut saja Gramedia selama setahun, dan disitu gue belajar melihat minat-minat pembaca dan cerita-cerita pengalaman mereka dalam membaca buku. It was so fun! Seneng juga akhirnya bisa ketemu orang-orang yang memiliki minat serupa. Awalnya gue bukan orang yang suka baca novel detektif seperti Sherlock Holmes, atau buku-buku karya John Grisham karena topiknya yang menurut gue terlalu berat dan sebaiknya nonton filmnya saja, sampai suatu hari gue ketemu sama penggila Sherlock Holmes (sebut saja Mawar) yang menyarankan untuk baca salah satu cerita karya Sir Artur tersebut. Karena gue penasaran ditambah dengan teknik menjelaskan dari si Mawar yang jauh lebih hebat dari teknik marketing gue yang notabene the salesgirl waktu itu, gue memutuskan untuk membaca si Sherlock via HP alias download PDFnya. So, i tried something new dan sekarang buku Sherlock Holmes dengan cover setengah kepalanya si Benedict Cumberbatch sudah bisa ditemukan di salah satu rak (baca: tumpukan) buku di kamar kosan.
  • Buku sesuai Kebutuhan
Membaca buku sesuai kebutuhan mungkin sedikit bertentangan dengan poin pertama di atas, karena mood nggak selalu sejalan dengan kebutuhan. Misalnya, ada satu momen dimana kalian sedang mood untuk membaca Fan Fiction EXO, sementara disaat yang sama kalian butuh untuk membaca buku Rich Dad, Poor Dad-nya Robert T. Kyosaki untuk tugas resensi. Gue bukan orang bijak, bahkan kepribadian gue sangat jauh dari kata bijak, tapi mungkin gue bisa ngasih masukan untuk situasi kayak gini yaitu dahulukan kebutuhan. Gue sering mengalami situasi buruk seperti ini (dramatisasi) ketika sedang berada di toko buku. Gue lupa persisnya kapan. Waktu itu gue pengen banget beli buku The wolf of the wall street, dan momen dimana buku yang gue cari-cari itu sudah ada di genggaman... i saw it! Autumn in Paris karya Ilana Tan. Novel ini gue baca waktu masih di bangku SMA, dan kalo kalian sudah baca juga, gue yakin kalian setuju kalau novel ini layak mendapatkan bintang 9 dari 10. Dan kalian bisa menebak buku mana yang gue bawa pulang waktu itu tentu dengan rasa menyesal tak karuan karena mengikuti keinginan semu. Hahahahahaa...

Sekarang gue bakal ngasih list top 5 Indonesian Novel  mana yang bagus :

  1. Autumn In Paris by Ilana Tan (all Ilana Tan's novels are my fav, actually!)
  2. Melbourne Rewind by Winna Effendi
  3. Crazy into you by AliaZalea
  4. Pillow Talk by Christian Simamora
  5. Teman Tapi Menikah 
Thats it! hope you enjoy... >.<

0 komentar:

Antara Mimpi dan Receh


sumber : https://www.pinterest.com/pin/503418064578800188/
Kali ini gue bakal ngebahas sesuatu yang pasti semua orang punya, and maybe i can say that this is a part of our soul. It is DREAM. Siapa sih yang nggak punya mimpi? Pernah nggak sih kalian kepoin orang yang bunuh diri? Kebanyakan dari mereka terlalu depresi dan kemudian kehilangan mimpi dan kehilangan alasan untuk melangkah maju. So yah dream is a part of the soul. Tanpa mimpi kita seperti kehilangan separuh jiwa dan bahkan alasan untuk hidup. But, mohon ingat kata-kata Junjunganque Opah Dumbledore 'Do not Dwell on Dreams and forget to live' ya.

Ada banyak defenisi dari mimpi, ada yang bilang mimpi itu adalah bunga tidur, sisa-sisa khayalan (sampah kali ya), but that's not a kind of dream i'm talking about right now. I'm talking about dream yang lebih mengarah ke cita-cita... and again, setiap orang pasti punya cita-cita. Sewaktu kecil kalian pasti sering ditanya nanti mau jadi apa? yah mirip-mirip lagunya 'Susan...susan kalo gede mau jadi apa' dan akhirnya Susan memutuskan untuk jadi sepopuler Anabelle, sayang belum ada filmnya karena sutradara lebih milih boneka mirip ondel-ondel kecebur daripada Susan untuk memerankan The Doll versi Indonesia. Hahahaa...


sumber: Google lah, btw apa cuman gue yang nyadar Doll-nya mirip ondel-ondel?

Tapi ya pertanyaan kayak gini biasanya menuntut jawaban seputar profesi, misalnya 'kalo gede aku mau jadi dokter' lagi-lagi mirip lagunya Susan. Kebanyakan sih temen-temen gue maunya emang jadi dokter, jarang banget yang bilang kalau gede nanti mau jadi petani, guru, apalagi PNS. Tapi setelah lulus kuliah justru mati-matian mau jadi PNS, katanya sih kerjanya enak dan mungkin dapat recehan dari sogokan sana sini (alibi karena nggak lulus masuk FK)...hehehe. 

When i was a kid, gue juga punya mimpi. Sebagai anak dusun, gue nggak pernah berhenti bermimpi dan bahkan ungkapan "menggantung mimpi setinggi langit" juga sangat berlaku buat gue kala itu. Sewaktu duduk di kelas 4 SD, gue selalu bilang ke orang-orang kalau mimpi gue adalah ke luar negeri, keliling dunia dan ketemu harry Potter. Walaupun di usia segitu gue udah ngerti dan sangat sangat ngerti bahwa Harry Potter cuman tokoh fantasy yang ada dalam otak J. K rowling, tapi ttetteupp gue ngotot buat ketemu, and that was my dream. Ketika duduk di bangku smp, gue yang saat itu labil stadium 4 pun mengganti mimpi untuk jadi pemandu wisata.  Saat itu gue memperhatikan bagaimana uniknya budaya Toraja, kampung halaman tercinta dan bagaimana seringnya gue ketemu sama bule bule dan betapa kerennya setiap pemandu wisata yang jago bahasa inggris. As a kid, i was amazed!


KARUAYA, TUMBANG DATU, TORAJA
sumber : dokumen pribadi

Setiap gue ngeliat bule-bule berlalu lalang,  imajinasi gue yang rada najis ini mulai memikirkan hal-hal aneh semisal gue mau jadi pemandu wisata biar cinlok dengan bulenya, dengan begitu gue bisa ke luar negeri (saat itu pikiran gue belum hentai ya genks, eh sekarang juga nggak kok, teteup syantik dan asyk hahaha) dan mewujudkan mimpi gue sedari SD, ketemu harry Potter. Well,  berkat imajinasi gue yang itu (#eh) gue pun termotivasi untuk belajar bahasa inggris, mulai dari nonton film ga pake subtitle sampai update status di facebook pake bahasa inggris. Gue bahkan bisa berbangga dan jamin kalo nilai gue rata-rata 80-90 untuk mata pelajaran itu. Walaupun sekarang skill english gue masih level receh, gue nggak pernah nyerah dan melatihnya setiap hari, of course dengan harapan bisa lancar ngomong bahasa inggris biar nanti nggak nyasar kalau ke luar negeri (syupper kan @.@).

Tapi kemudian gue heran, kenapa sih gue lahir di lingkungan dimana gue bahkan nggak bisa ngomongin mimpi gue ini dengan bebas tanpa harus dibully sana sini. Jaman SD dulu, gue nggak ingat persis pernah bilang ke siapa kalau gue pengen banget ke luar negeri, dan kalimat pertama yang gue denger adalah "mimpi itu harus realistis, ke luar negeri itu nggak murah". Komentar seperti itu sontak membuat gue speechless bercampur malu dan marah. Gue marah karena orang yang ngomong ini sangat sangat mengunderestimate gue, dan malu karena gue ngerasa diperlakukan kayak orang sakit jiwa hanya karena mimpi gue yang katanya TIDAK REALISTIS. Akhirnya gue mikir kalo jadi pemandu wisata itu realistis dong, karena itu salah satu profesi dan sejak saat itu gue nggak pernah lagi bilang bilang buat ke luar negeri suatu saat nanti....  ke siapapun.  

Mimpi untuk menjadi pemandu wisata tetap gue bawa sampai ke bangku SMA. Sangat mengecewakan karena guru bahasa Inggris gue di bangku SMA juga memiliki skill yang sangat sangat receh untuk menjadi seorang guru bahasa inggris. Damn! Akhirnya gue belajar bahasa inggris secara otodidak dan berakhirlah gue dengan skill yang juga receh.

Sebagai anak SMA labil dengan jiwa nero- nero tidak jelas, mimpi untuk menjadi pemandu wisata nggak lagi sekeren jaman SMP dan bukan lagi tujuan utama. Oppa cakep dan ahjussi gagal tua memenuhi pikiran gue saat itu. Jadilah gue menjadi anak-anak warnet yang nongkrong berjam-jam demi setetes inspirasi dari video-video oppa dan of course mendowloadnya dengan penuh kesabaran (FYI : smartphone belum ada waktu itu, wifi apalagi, beli flashdisk aja susahnya minta ampun). Jaman putih kotak-kotak kala itu gue berasa maniak sakit jiwa dan terancam akan overdosis Oppa Suju (i'm not ELF, btw), Boyfriend, BEAST, 2PM, serta SNSD dan jajaran eonni cantik lumayan jadi pelengkap imajinasi gue yang akhirnya membangunkan mimpi lama yakni ke luar negeri, tapi kali ini pengennya ke Korea bukan ke Eropa lagi.

Tanpa gue sadari, mimpi polos dengan kemungkinan untuk terwujud hanya 0,1% ini berubah menjadi obsesi. Bagaimana tidak, ketika gue memutuskan untuk hijrah dan kuliah di Makassar, sehari-harinya gue diberi asupan lagu-lagu kpop baru seperti EXO ( kkyyyaaaa >.<) dan tentu sarana untuk mendownload ini itu semakin tersedia dimana-mana. Smartphone, wifi, laptop.... that's all i need then i made my own world. Teman-teman kuliah gue juga rata-rata Kpop. Sebuah zona yang sangat nyaman buat gue berekspresi, and being Kpoper is no longer weird! nggak akan ada lagi pembullyan karena gue dengerin lagu EXO berkali-kali, download variety shownya SEVENTEEN, dan pasang muka my one and only Joshua Hong di wallpaper HP.

The sad story is, bahkan sampai sekarang mimpi itu hanya sekedar mimpi. Di usia 23 pun gue belum bisa mewujudkan salah satunya, ke korea, natalan di London, makan salju and so many more is still a dream. Gue harus menghadapi kenyataan bahwa ke luar negeri itu sangat sangat susah dan ribet, dan tentunya mahal. Gaji receh sebagai karyawan biasa mana cukup, belum lagi tuntutan kebutuhan ini itu. Tapi gue yakin suatu hari nanti semua ini nggak akan terus-menerus jadi mimpi tak berujung gue yang kedengarannya alay dan puitis menjijikan. Gue yakin Tuhan nggak akan memberikan gue keinginan sebesar ini tanpa membantu untuk mewujudkannya. iya kan? So guys keep dreaming! 


0 komentar:

Sinopsis Film Vanishing Time: The Boy Who Returned

Kau pernah bilang, kan? 
Sekalipun ada dunia lain, selama itu bersamamu... 
Semuanya akan baik-baik saja.



Setetes pertanyaan random nih :Pernah nggak sih kalian berpikir untuk menghentikan waktu? atau terjebak di sebuah pulau tak berpenghuni?

Nah, film vanishing time ini kurang lebihnya menceritakan tentang dunia yang berada di dimensi yang berbeda dengan kita. Kalo diliat dari judulnya, kalian pasti sudah bisa menduga film ini tentang apa. Ceritanya diawali oleh Soo Rin, seorang anak baru di sekolahnya yang dinilai freak oleh teman-temannya karena suka menulis blog tentang misteri, yah semacam blog-blog horor gitu lah. Anak SD yang sudah menulis blog itu kalau di Indonesia sudah lumayan canggih ya, jadi kayaknya sih si Soo Rin ini pindahan dari kota, Seoul maybe? #cucoklogi

Suatu sore Soo Rin bertemu dengan Yeo Seong Min, seorang anak yatim piatu yang ternyata sudah membaca semua tulisan Soo Rin di blognya. Sebagai anak kecil yang memiliki banyak waktu luang alias kerjanya cuman main-main doang, mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan sebuah ritual yang pernah di tulis Soo Rin di blognya. 





Sampai disini gue sempat sok tahu dengan menduga-duga kalau mereka akhirnya ke dimensi lain gara-gara main game horor manggil hantu, tapi kalau dilihat dari trailernya sudah pasti bukan ini penyebabnya. Time goes on, Seung Min dan Soo Rin semakin dekat, bahkan Seung Min satu-satunya anak yang mengerti huruf baru yang diciptakan Soo Rin. Iya, huruf baru yang bentuknya mirip gambar-gambar UFO dan bunga-bunga tidak jelas.





Suatu hari, Soo Rin bertemu dengan Seung Min dan 3 orang teman lainnya yang saat itu sedang berencana untuk bermain di hutan. Di saat anak-anak jaman sekarang main game bahkan punya facebook dan pacarannya manggil ayah bunda, mereka malah memilih untuk main di hutan. yah, tipikal anak-anak desa yang bahagialah pokoknya.Well, singkat cerita mereka menemukan gua di hutan yang hanya bisa dimasuki oleh anak kecil saja. Di dalam gua tersebut mereka melihat sebuah benda berbentuk telur misterius yang bikin gue ingat tentang telur alien dan dinosaurus. Menurut legenda setempat, konon setiap bulan purnama akan muncul sebuah gua misterius di dalam hutan tersebut yang di dalamnya terdapat monster pemakan waktu. Rada-rada imajinasi berlebihan sih, tapi namanya juga legenda, emang ada yang masuk akal?



Singkat cerita, Seung Min memutuskan untuk mengambil telur misterius tersebut dan memecahkannya. Disinilah terungkap bahwa legenda setempat tentang monster pemakan waktu itu benar adanya (Halah.. bahasa gue), walaupun penampakan monsternya sama sekali nggak ada tapi sesuatu di dalam telur tersebut menyebabkan terhentinya waktu bagi ketiga anak lelaki tersebut. Sementara itu Soo Rin masuk kembali ke dalam gua untuk mengambil jepitan pemberian ibunya yang tertinggal tidak ikut dalam dimensi lain seperti ketiga temannya. Hal ini menyebabkan Soo Rinlah satu-satunya anak yang selamat, dan ketiga temannya menghilang.

Well, gue akan ngasih bintang 7 dari 10 untuk film ini. Alasannya karena konsep ceritanya sudah bisa ditebak dari nonton trailer dan judulnya, udah gitu ceritanya juga menurut gue sih lumayan pasaran dan tentunya ending menyedihkan yang tidak memuaskan hati hamba ini, but still gue kasih bintang 7 karena akting Kang Dong Won yang sedih-sedih minta dipeluk sepanjang film bahkan nangisnya menurut gue asli banget, berhasil membuat gue jatuh cinta dan kemudian spazzing foto-foto dia di google. Sangat berbeda dengan Tae Goo Eom yang beneran akting layaknya figuran (mungkin disuruh sutradaranya kali ya...), padahal kan  ketiga anak ini harusnya ditonjolkan karakternya, jangan cuman si Seung Min saja. Film ini memang nggak berhasil bikin gue mewek atau kessel sampe mau ngelemparin laptop kantor yang gue pakai nonton kala itu, tapi cerita yang mengambil sudut pandang dari Soo Rin ini lumayan bikin terharu dan membekaslah kalo gue bilang. Shin Eun Soo juga bermain dengan sangat cantik di film ini. Segala kefreakannya dia mulai dari tertarik dengan hal-hal mistis sampai menciptakan huruf rahasia yang cuman dia dan Seung Min doang yang ngerti bikin gue teringat masa kecil gue yang rada-rada freak dan alien banget. Oiya, nilai plus dari film ini juga adalah lokasi pengambilan gambarnya yang total banget, bisa dilihat dari rumah tua di hutan yang dibuat sedemikian rupa dan menurut gue bagus banget.

Buat kalian yang suka drama fantasy, vanishing time ini merupakan film yang bisa gue rekomendasikan. Well, pelajaran yang bisa didapatkan dari film ini adalah.....jeng jeng jengggg :


  1. Jangan suka main di hutan, kalo orang tua kasih tau jangan ngeyel. Kan nggak lucu kalo ilang kayak Seung Min dkk, kalian main masak-masak aja di rumah tetangga.
  2. Kalo ada telur misterius apalagi yang mengeluarkan cahaya silahkan di ambil, kali aja bisa jadi jimat atau telur alien (cuci otak..)
  3. Mulailah dari sekarang membuat huruf baru kayak si Soo Rin, walaupun gue juga nggak ngerti faedahnya apa.
  4. Kalo ada Om-Om yang ngaku-ngaku teman kalian, jangan di percaya. Bisa aja kan dia pedofil.
Segitu aja ya review ampas gue yang nggak berfaedah, yang pasti film ini recomended bangett!!!




1 komentar:

Hi, there

Dear Me June 28th 2019,

Hi kamu, apa kabarmu di masa depan? Apa kamu baik-baik saja? 
Hari ini aku menyempatkan diri untuk menulis sepucuk surat untukmu di sela-sela kesibukan kantor yang akhir-akhir ini menyita sebagian besar waktuku. Tahukah kamu, aku menulis surat ini beberapa hari setelah ulang tahunmu yang ke 23. 

O iya, sekedar mengingatkan, ulang tahunmu baru baru ini tidak terlalu menarik, setidaknya tidak semenarik tahun-tahun yang lalu. Iya, teman yang dulu di bangku kuliah sekarang masing-masing sibuk mengejar mimpi, ada yang melanjutkan study, ada yang kerja kantoran, bahkan ada yang sudah bangun usaha (oya, sekarang sudah punya usaha belum?)... semoga ulang tahunmu yang ke 30 lebih menarik ya...

Tujuh tahun kedepan, aku berharap kamu masih bisa meluangkan waktu untuk membaca sedikit omong kosong yang akan kutuliskan di surat ini, mungkin kamu akan tertawa dan menganggap betapa bodohnya aku yang masih meluangkan waktu untuk memperhatikanmu di masa depan. 

Masa depan ya? hmm... untuk sekarang aku sudah tidak bisa melihat gambaran itu dengan jelas. Ingatkah kamu ketika masih duduk di bangku SMA? Ingatkah kamu bagaimana kamu dapat melihat dengan jelas masa depan yang kamu inginkan: Jalan-jalan ke luar negeri (kalau bisa ketemu jodoh disana ala-ala film Hello,Stranger), menikmati sunset di Pantai Sanur, membeli sebuah kamera (sejak SMA memang ingin jadi fotografer ya, sayang dana tidak mendukung hehe...) dan jalan-jalan ala backpacker dengan ransel besarmu, menerbitkan novel, dan membangun rumah sederhana? Mimpi-mimpi yang sering kamu tuliskan di setiap sudut catatan buku matematikamu sekarang apa kabar? atau jangan-jangan sudah terlupakan ya? Jangan sampai deh, apalagi daftar barang yang akan kamu beli setiap tahun yang kamu tuliskan di dinding kosan lamamu. Itu penting loh ya... biar uangmu tidak habis percuma

.


Jujur sekarang ini aku sedang membayangkan bagaimana kehidupanmu disana, apakah sudah sukses? sudah berapa banyak prestasi yang berhasil kamu capai? Sudah berapa banyak buku yang sudah kamu baca? masih suka nonton drama korea sampai dini hari? saat ini aku memang sangat menyukai drama korea dan beberapa boyband baru, sayang ya EXO tahun ini meredup jadi pindah idol deh. Sekarang aku penasaran boyband mana lagi yang jadi Biasmu, atau justru sudah berganti selera karena bertambahnya usia? 

Apa kabar dengan kebiasaanmu menyisihkan sedikit penghasilan untuk membahagiakan diri sendiri seperti nonton film di bioskop sendiri sampai membeli cat kuku dan pulpen lucu yang hanya bertahan 2 minggu sebelum akhirnya hilang entah kemana? hahaha... kosanmu itu memang seperti house of dissapear ya... ada tuyulnya kali... Apa kamu masih suka jalan di mall sendiri sepulang kerja, memasang headset sembari bersenandung kecil mengikuti lagu 'i dont wanna cry'nya Seventeen? Ingat, jangan terlalu terbawa suasana ya. Aku tahu kamu sering terbawa suasana ketika mendengarkan lagu-lagu kpop, padahal tahu artinya juga dari google. Apa sekarang kamu masih sering tiba-tiba merasa di negara lain ketika mendengar sebuah lagu yang bagus? Apa kamu masih ingat bagaimana kamu sangat suka lewat sekitaran pantai ketika senja, tentu saja dengan ditemani lagu Untitled-nya Gdragon dan diam-diam menghayalkan ini itu. Hmm, jangan terlalu merepotkan Mas Gojeknya ya.... 

Apakah sekarang kamu sudah menikah? Hahaha... pertanyaan gila kan? aku yakin di usia ini kamu masih sibuk mengejar karir, memenuhi kewajiban adat (maklum orang toraja,hehe..), dan sibuk mengumpulkan pundi-pundi untuk bisa ke luar negeri dan 'menikmati hidup' seperti yang saat ini kulakukan. 
Mungkin di usia mu itu orang akan sering bertanya 'kapan nikah?', 'calonnya mana?', bahkan di usia 23 tahun sekarang pun sudah ada beberapa selentingan pertanyaan dari keluarga. Apakah jawabanmu masih sama : "Jika belum menemukan yang cocok, kenapa harus buru-buru". Untuk seorang wanita, menikah di usia 30 rasanya sudah lumayan tua bahkan terkesan 'terlambat', maaf loh ya mungkin kata-kataku sedikit menyakitkan. Masih ingat kata-kata Mama? "lihat teman-teman seangkatanmu yang bahkan sekarang sudah memiliki momongan", apakah di usiamu yang sekarang, masih diomeli? Hahahaa kalo iya, aku hanya bisa tertawa.

Tapi aku yakin, bahkan seperti 7 tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, menikah kamu tempatkan di urutan kesekian dari daftar mimpimu, urutan terakhir kalau tidak salah dan seperti yang selalu kamu katakan, menikah bukan satu-satunya cara untuk bahagia kok... dan aku setuju, nggak usah ikut-ikutan! Kita sama-sama tahu kamu belum siap diatur sana sini sama suami dan mama mertuamu. Hahahahaa... Jangan berubah yah untuk yang satu ini, aku yakin mengejar mimpi jauh lebih penting daripada memikirkan rumitnya pernikahan. Walaupun begitu, aku berharap suatu saat nanti ada yang bisa mengubah pikiranmu tentang itu. 

Akupun penasaran apakah kamu sudah move on dari orang itu dan kembali mencari si Tatsuya. Masih ingat novelnya ilana tan yang berjudul Autumn in Paris kan, waktu itu Fujiwara Tatsuya berhasil membuatmu jatuh cinta, bahkan sampai aku menulis surat ini pun aku masih berharap di masa depan kelak kamu dapat bertemu sosok dengan kepribadian sebaik dia (imajinasi banget kan ya..). Apa daya, hobby baca memang harus siap menampung ribuan imajinasi kan ... 

Oya, jangan sampai jodohmu jauh ya kalau masih pasang standar tinggi. Masih ingat kan bagaimana kamu sangat selektif kalau soal pasangan, harus lebih pintar darimu kalau tidak salah, tapi itu tidak akan susah secara kamu tidak pintar-pintar amat ya kan 😋😋...  Yah, aku sih setuju...  Cari jodoh kan harus seperti itu,  lelaki yang smart akan tahu bagaimana membahagiakan pasangannya. Bahkan diam-diam kamu berharap suatu saat nanti bertemu Tatsuya dan menjelajahi tempat-tempat romantis di seluruh dunia.  Aku doakan ya... 😊

Aduh maaf nih,  membuang-buang waktumu dengan membahas hal yang tidak penting, padahal harusnya aku menanyakan kabarmu. Kamu baik-baik ya disana,  jaga kesehatan, jangan suka begadang (iya aku tahu kamu insomnia tapi kurangi mengkonsumsi kopi) rajin-rajinlah menulis apapun itu, karena sepertinya itulah cara paling ampuh untuk mengalihkan perhatianmu dari setiap tekanan yang kamu alami. Last but not least, rajin membaca ya, jangan cuma novel saja karena kalau kata iklan entah apa,  wanita yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas. 

Mungkin itu saja yang ingin kusampaikan, terimakasih sudah membuang-buang waktumu untuk membaca surat yang tentu tidak berfaedah ini. 




Dariku, dirimu tujuh tahun lalu.... 


0 komentar:

I WAS BORN IN THE WRONG COUNTRY!!

Sejak kecil gue memiliki imajinasi yang terkadang berlebihan.Well, tidak seberlebihan JK. Rowling sih sampai bisa menciptakan Harry Potter. But yeah... kalau dipikir-pikir memang sepertinya di atas rata-rata. 
Contohnya nih, pas gue lagi duduk-duduk dengerin musik salah satu boyband favorit (sebut saja Seventeen), gue suka membayangkan diri gue dan salah satu personil boyband tersebut bertemu seperti dalam drama-drama korea. Itu loh adegan dimana si cewek (biasanya jelek) bertemu dengan cowok yang cakepnya selangit (biasanya pewaris perusahaan sekelas SM Entertainment) gara-gara tabrakan nggak jelas dan tiba-tiba saja semua buku yang dia bawa terjatuh ke lantai, dan adegan selanjutnya gue yakin lo udah bisa tebak. Intinya gue nggak pernah membayangkan adengan film India yang kejar-kejaran di tengah hujan sambil nyanyi-nyanyi.

Mungkin gara-gara keseringan nonton drama sedari SD mengakibatkan imajinasi gue yang suka liar kemana-mana. Pertama kalinya gue nonton drama korea  Endless Love dan Jewel in the Palace yang setiap sorenya tayang di salah satu stasiun TV. Kalo nggak salah waktu itu cowok-cowok koreanya belum terlalu cantik, (nggak kayak sekarang ini) tapi cukuplah untuk membuat gue klepek-klepek setengah mati. Oiya, kalau diingat-ingat lagi, gue nggak suka drama yang sad ending seperti Endless Love ini, soalnya suka melukai keindahan imajinasi gue which is harus happy ending ala-ala Go Jun Pyo dan Geum Jan Di (ini mungkin penulisan namanya salah. #yaudahlahyaw). Drama yang seperti inilah yang memenuhi imajinasi setiap cewek jelek, miskin (hiduplagi...) bahwa dunia ini penuh kebahagiaan dimana cewek-cewek jenis inilah yang berhak memenangkan hati seorang cowok cakep dengan uang segabrekk, mungkin karena efek pelet. Walaupun sekali lagi kenyataan tak seindah hayalan. Kalian pernah mikir nggak sih, justru drama seperti ini yang meracuni pikiran remaja jaman sekarang #ea. karena tokoh si cewek-cewek dalam drama ala-ala Bella Cullen yang tak bisa apa-apa, pintar juga nggak, kaya nggak, nggak bisa apa-apa, modal cantik doang tapi jadi rebutan seorang Jacob dan Edward, padahal masih banyak cewek yang lebih cantik dari Bella di SMAnya.

Gue nggak sudi mengingat kenangan gue selama duduk di bangku SMP sampai SMA. It's a dark memory (numpang curhat). Hal ini menyadarkan gue kalau drama-drama seperti itu sangat tidak realistis dan akhirnya gue pun terkecewakan dengan kenyataan yang ada. But still, i love happy ending  dan bahkan sampai sekarangpun gue percaya cerita hidup gue bakalan happy ending nantinya, dimana gue mungkin akan menikahi Joshua dari Seventeen dan happily ever after #ngarepnyaoverdosis.

Pada zaman dahulu kala, jauh sebelum Korea menguasai jiwa dan raga, gue juga tergila-gila dengan si cowok berkacamata yang terlahir sangat beruntung yang kemudian bersekolah di sekolah sihir ternama, sebut saja Harry Potter. Natal merupakan momen yang gue tunggu-tunggu, berhubung karena biasanya film ini ditayangkan pas bulan Desember berlatarkan suasana dingin ditengah salju. Jadilah imajinasi gue lagi-lagi membayangkan hujan di bulan Desember itu sebagai salju. Saking tersihirnya, gue bisa nonton serial ini berkali-kali sampai-sampai nggak butuh subtitle karena sudah hafal dengan jalan ceritanya. Tapi kemudian semua itu berubah setelah negara Korea menyerang.

Akhir-akhir ini gue lagi tergila-gila sama boyband bernama Seventeen terutama Joshua dan Jeonghan. Dan yah, seperti yang gue jelaskan di awal paragraf bahwa imajinasi gue ini bisa sangat liar dan menggila, jadilah si Jo (#sokakrab) ini yang menjadi tokoh utama dari imajinasi gue. Alasan gue suka sama Jo ini adalah karena doi memiliki senyum yang dapat mengalihkan dunia para fans baik cewek maupun cowok dan termasuk gue, plus suaranya yang.. ah sudahlah. mungkin karena suaranya, atau lebih ke looknya yang gue suka sampai gue harus tersesat semakin jauh ke dunia perkoreaan ini. Saking tersesatnya, gue bahkan sempat protes ke Tuhan. Kenapa dari sekian ratus negara di dunia ini, gue lahir di Indonesia? yang notabene cuman punya musim hujan dan musim kemarau. Alhasil, gue yang salah lahir ini pun tidak bisa menikmati indahnya bunga sakura di musim semi, atau indahnya daun yang diterbangkan angin musim gugur, dan kusyuknya white christmas? (Maafkan hamba ya Allah, beruntung juga nggak lahir di negara perang). Akibat obsesi gue yang berlebihan, statement i was born in the wrong country, ini pun semakin terngiang-ngiang dan mengkonsumsi akal sehat gue yang mudah rapuh. Otak gue pun dipenuhi kata 'SEANDAINYA' yang selalu menggentayangi keseharian gue. Seandainya gue terlahir di Korea, mungkin gue bisa kerja di perusahaannya Om Lee So Man, atau bisa jadi asistennya Seventeen (mimpitingkattinggi), seandainya nanti gue ke Korea, gue bakal ngemil salju sampai bosan, seandainya gue punya gaji setara manajer, gue mungkin bisa ke luar negeri seenaknya, seandainya... seandainya....

apakah ini tandanya gue kurang bersyukur? pikirku sambil mengunyah Samyang yang katanya akan segera ditarik dari peredaran.

THE END





3 komentar: